Selamat Datang | Sugeng Rawuh | Wilujeng Sumping | Selamet Dheteng | Rahajeng Rauh | Salamaik Datang | Horas | Mejuah-Juah | Nakavamo | Slamate Iyoma | Slamate Illai | Pulih Rawuh | Maimo Lubat

Monday, March 23, 2009

Filsafat dan Yoga

Seorang filsuf Perancis, J. P. Sartre menyatakan bahwa keberadaan manusia bukanlah semata ‘etre’ melainkan ‘a etre’. Pernyataannya tersebut mengandung arti bahwa, manusia itu tidak hanya ada, tetapi masih harus membangun adanya. Keberadaan itu selamanya masih harus tetap diperjuangkan terus-menerus. Hidup manusia harus senantiasa mendapatkan perhatian dan dikembangkan, sehingga kehidupan tidak statis. Manusia berusaha membangun diri dan keberadaannya, dengan demikian manusia menemukan makna hidup dan kemanusiaan.
Selain itu, manusia hendaknya mempunyai tujuan hidup, sebab jika tidak, maka manusia tidak akan mempunyai prioritas untuk diperjuangkan dan akhirnya hidup tidak tentu arah. Dalam memenuhi tujuan hidupnya tersebut, manusia berhak secara bebas terhadap hidup yang akan dijalani, manusia bisa memilih jalan dan tujuan hidupnya sendiri dan bertanggung jawab terhadap keputusannya. Meskipun demikian, manusia adalah makhluk yang terbatas, maka kebebasan yang dimiliki juga terbatas oleh kebebasan dari luar diri maupun dalam diri. Kebebasan tersebut apabila tidak terkontrol akan menimbulkan kehancuran mental dan moral manusia, dan berdampak buruk pada perkembangan peradaban manusia itu sendiri. Peradaban manusia yang terus berkembang mengharuskan adanya proses adaptasi terhadap fenomena yang hadir dimana menuntut manusia untuk mengembangkan reaksi mental dan emosional yang tidak terbatas. Mental manusia mempunyai kecenderungan untuk mudah berubah, baik itu karena pengaruh dari lingkungan sosial tempat manusia itu berkembang atau karena perkembangan budaya yang sifatnya hampir menyeluruh di segala bidang kehidupan. Perkembangan zaman semakin cepat dan pesat, kehidupan modern cukup leluasa dan seakan mendapat peluang untuk mengoyahkan mental spiritual manusia. Untuk itu dibutuhkan sebuah jalan bagi manusia untuk kembali kepada hakikat hidupnya di dunia sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial, makhluk individu dan kewajibannya melanjutkan peradaban. Selain itu manusia hendaknya kembali pada tujuan hidup yang tertinggi, yaitu kebahagiaan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menjalankan prinsip pengembangan potensi spiritualitas yang dimiliki manusia, dan prinsip pengembangan tersebut salah satunya adalah dengan Yoga. Yoga Yoga berasal dari bahasa Sansakerta yang berarti penyatuan, yang bermakna luas penyatuan dengan alam atau penyatuan dengan Sang Pencipta. Yoga merupakan salah satu dari enam ajaran dalam filsafat Hindu, yang menitikberatkan pada aktivitas meditasi dimana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca inderanya dan tubuhnya secara keseluruhan. Masyarakat umum mengenal yoga sebagai aktifitas latihan utamanya asana (postur) bagian dari Hatta Yoga. Yoga juga digunakan sebagai salah satu pengobatan alternatif, biasanya hal ini dilakukan dengan latihan pernafasan oleh tubuh dan meditasi yang telah dikenal dan dipraktikkan selama lebih dari 5000 tahun. Banyak orang menyalah-artikan Yoga dan menganggap Yoga sebagai ajaran tentang pose sulit yang hanya bisa dilakukan oleh ahli akrobat, atau diasosiasikan sebagai ajaran mistik esoterik yang akan menjauhkan manusia dari kehidupan bermasyarakat. Padahal, Yoga menawarkan banyak hal bagi kemajuan manusia, baik sebagai individu, maupun sebagai bagian dari kehidupan sosial, bahkan sebagai makhluk Tuhan. Yoga juga memiliki ajaran dan praktek yang dapat diterapkan oleh orang yang ingin hidup sehat, bahagia dan berarti. Secara singkat, ajaran dan praktek Yoga merupakan panduan untuk keberhasilan memanfaatkan fungsi struktur manusia. Selain itu Yoga merupakan ajaran yang universal, di dalamnya terkandung berbagai nilai filosofis yang sempurna selain kajian tentang manusia, yaitu etika, epistemologi, estetika. Nilai etis kemanusiaan menjadi dasar utama pelaksanaan Yoga, keindahan gerak dan baris-baris mantra menunjukkan nilai estetika Yoga, dan pemahaman tentang baik dan buruk, benar dan salah menjadi bagian dari nilai epistemologi yang ditemukan dalam ajaran Yoga. Yoga sejauh ini dikenal sebagai salah satu dari enam ajaran filsafat Hindu, yaitu Samkhya, Mimamswa, Nyaya, Vaisiseka, Vedanta dan Yoga1. Di dalam ajaran filsafat tersebut Samkhya Samkhya adalah ajaran filsafat tertua dalam filsafat Hindu. Karya sastra mengenai Samkhya yang kini dapat diwarisi adalah Sa?khyakarika yang di tulis oleh Isvarak???a sekitar 200 SM. Ajaran Samkhya ini sudah sangat tua umurnya, dibuktikan dengan termuatanya ajaran Samkhya dalam sastra-sastra Sruti, Smrti, Itihasa dan Puruna. Saat ini ajaran Samkhya yang murni sudah tidak eksis lagi, tapi ajaran ini banyak membawa pengaruh pada ajaran Yoga dan Wedanta. Kata Samkhya berarti: pemantulan, yaitu pemantulan filsafati. Ajaran Samkhya bersifat realistis karena didalamnya mengakui realitas dunia ini yang bebas dari roh. Disebut dualistis karena terdapat dua realitas yang saling bertentangan tetapi bisa berpadu, yaitu purusa dan prakrti. Ajaran filsafat Hindu yang lain yaitu Mimamsa. Ajaran Mimamsa didirikan oleh Maharsi Jaimini, disebut juga dengan nama lain Purwa Mimamsa. Kata Mimamsa berarti penyelidikan. Penyelidikan sistematis terhadap Veda. Mimamsa secara khusus melakukan pengkajian pada bagian Veda: Brahmana dan Kalpasutra. Sumber ajaran ini tertuang dalam Jaiminiyasutra. Kitab ini terdiri atas 12 Adhyaya (bab) yang terbagi kedalam 60 pada atau bagian, yang isinya adalah aturan tata upacara menurut Veda. Ajaran ketiga dalam filsafat Hindu adalah Nyaya. Ajaran Nyaya didirikan oleh Maharsi Aksapada Gotama, yang menyusun Nyayasutra, terdiri atas 5 adhyaya (bab) yang dibagi atas 5 pada (bagian). Kata Nyaya berarti penelitian analitis dan kritis. Ajaran ini berdasarkan pada ilmu logika, sistematis, kronologis dan analitis. Dalam perkembangannya, ajaran Nyaya disatukan dengan ajaran Vaisiseka. Ajaran Vaisiseka dipelopori oleh Maharsi Kanada, yang menyusun Vaisesikasutra. Ajaran Vaisiseka merupakan bagian dari ajaran yang mengajarkan tentang logika dalam berpikir, dan analitis terhadap veda. Ajaran Wedanta sering juga disebut dengan Uttara Mimamsa, yaitu "penyelidikan yang kedua", karena ajaran ini mengkaji salah satu bagian kitab Weda, yaitu kitab Upanisad. Kata Wedanta berakar kata dari wedasya dan antah yang berarti "akhir dari Weda". Sumber ajaran ini adalah kitab Wedantasutra atau dikenal juga dengan nama Brahmasutra. Pelopor ajaran ini adalah Maharesi Byasa, atau dikenal juga dengan nama Badarayana atau Khrisna Dwaipayana. Ajaran Yoga dibangun oleh Maharsi Patanjali, dan merupakan ajaran yang sangat populer di kalangan umat Hindu. Ajaran yoga merupakan ilmu yang bersifat praktis dari ajaran Veda. Yoga berakar dari kata Yuj yang berarti berhubungan, yaitu bertemunya roh individu (atman/ purusa) dengan roh universal (Paramatman/ Mahapurusa). Maharsi Patanjali mengartikan yoga sebagai Cittavrttinirodha yaitu penghentian gerak pikiran. Sastra Yogasutra yang ditulis oleh Maharsi Patanjali, yang terbagi atas empat bagian dan secara keseluruhan mengandung 194 sutra. Bagian pertama disebut: Samadhipada, sedangkan bagian kedua disebut: Sadhanapada, bagian ketiga disebut: Vibhutipada, dan yang terakhir disebut: Kailvalyapada. Di Malaysia, Singapura dan Mesir telah muncul fatwa dari lembaga yang berwenang (MUI jika di Indonesia) yang menyatakan, bahwa yoga haram bagi umat Islam. Fatwa tersebut muncul berkenaan maraknya yoga dinegara-negara tersebut yang dikhawatirkan akan mempengaruhi akidah dan iman umat Islam. Terdapat tiga hal yang berkaitan dengan munculnya fatwa yang menyatakan yoga haram bagi umat Islam. Tiga hal tersebut merupakan tiga tahapan dalam latihan yoga yang berasal dari agama Hindu. Pertama, pengaruh fisik dari latihan yoga. Kedua, penggunaan mantra yang bersifat pemujaan. Ketiga, penyatuan diri dengan Tuhan, tentunya Tuhan dalam hal ini adalah Tuhan umat Hindu. Ketiga hal tersebut yang melandasi munculnya fatwa tentang yoga di Malaysia, yang juga sebelumnya sudah berlaku di Mesir dan Singapura. Namun, Datuk Dr. Abdul Shukor Husin, ketua lenbaga fatwa di Malaysia (MUI di Indonesia) menyatakan latihan tanpa mantra bukanlah merupakan hal yang dilarang dalam Islam2. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan letak haramnya yoga adalah pada mantra dan tujuan penyatuan diri dengan Tuhan. Yoga sebagai latihan kebugaran tidak dikategorikan sebagai hal yang dilarang. Indonesia, sebagai salah satu Negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam terbesar di duniapun memiliki wacana tentang larangan mempelajari yoga. Wacana ini beredar di kalangan Majelis Ulama Indonesia yang saat ini mempelajari lebih intens tentang ajaran yoga tersebut. Argumentasi terkuat dari wacana ini adalah kekhawtiran adanya pencemaran iman dengan ajaran lain di luar Islam, atau istilah lainnya adalah bahaya kemurtadan. Filsafat (philosophy, filosofie) berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu Philia (cinta) dan Sophia (kebijaksanaan). Filsafat adalah pelopor jalannya ilmu, demikian Bertrand Russel berpendapat3. Filsafat adalah perenungan untuk menyusun suatu system pengetahuan yang rasional dan memadai, baik untuk memahami dunia tempat kita hidup maupun untuk memahami diri sendiri4. Obyek studi filsafat terdiri atas masalah-masalah yang belum dirumuskan. Filsafat modern yang secara umum dimulai dengan filsuf Perancis abad ke-17, Rene Descartes, memiliki beberapa cabang filsafat, antara lain epistimologis, Metafisika dan Etika. Jika dikaitkan dengan permasalahan yoga, dimana yoga berakar dari filsafat Hindu, dimana dalam ajaran tersebut memiliki banyak cabang juga antara lain Samkhya, Mimamswa, Nyaya, Vaisiseka, Vedanta, maka yoga bukanlah merupakan ajaran Hindu, melainkan salah satu cara dalam mempelajari ajaran Hindu tersebut. Jika dihubungkan sebagai bagian dari filsafat, maka yoga merupakan salah satu bagian dari filsafat baik epistimologis, Metafisika dan Etika. Melihat dari pengertian masing-masing aliran tersebut, Samkhya,Mimamswa, Nyaya, Vaisiseka, Vedanta dan Yoga merupakan pencerminan dari epistimologis, Metafisika dan Etika. Samkhya, Mimamswa, Nyaya dan Vaisiseka merupakan penyelidikan yang rasional terhadap alam semesta dihubungkan dengan veda yang merupakan ajaran dari Tuhan, Vedanta membahas unsur metafisika yaitu hubungan manusia sebagai ruh dan Tuhannya melalui veda serta Yoga merupakan pencerminan dari metafisika dan Etika. Yoga dikatakan pencerminan dalam metafisika dan Etika karena dalam latihan yoga terdapat dua unsur tersebut. Metafisika merupakan subjek dalam filsafat yang diartikan setelah fisika. Metafisika mempelajari banyak hal, diantaranya, hubungan saling berkaitan antara satu peristiwa dan peristiwa lainnya, hubungan antara pikiran dan badan atau raga dan jiwa, mempelajari eksistensi Tuhan serta eksistensi dan sifat dunia eksternal (segala sesuatu di luar subjek manusia). Yoga berasal dari kata Yuj yang berarti penyatuan atau berhubungan, hubungan antara ruh individu dan ruh universal yang secara luas diartikan menyatunya jiwa manusia dengan Tuhannya. Kajian dan gerakan yoga pada awalnya ditujukan sebagai suatu proses penyatuan antara jiwa manusia dan Tuhannya dengan melakukan gerakan-gerakan tertentu seperti meditasi dan olah tubuh lainnya. Unsur etika pun turut berperan dalam mengkaji tentang yoga. Etika merupakan salah satu cabang dalam filsafat. Ethics atau etika berasal dari bahas Yunani Ethos yang berarti kebiasaan. Permasalahan etika yang dibahas oleh para filsuf adalah mengenai permasalahan kebahagiaan manusia, dimulai dari apa yang menyebabkan kebahagiaan manusia, hubungan antara kebahagiaan dan perilaku, akal budi manusia tentang sifat perilaku benar dan kebahagiaan serta kewajiban moral jika terjadi konflik antara kepentingan individu. Yoga dalam gerakannya berorientasi menciptakan suasana batin yang tenang untuk mencapai atau menyatunya ruh individu dan ruh universal. Muara dari orientasi tersebut adalah kedamaian batin yang merupakan landasan dari kebahagiaan manusia. Yoga mengajarkan ketenangan dalam menyikapi permasalahan atau konflik yang terjadi antara individu. Yoga menjawab permasalahan dalam cabang filsafat etika tentang apa yang menyebabkan kebahagiaan manusia. Yoga merupakan implementasi dari etika dalam filsafat. Perkembangan yang terjadi dewasa ini, yoga yang ada saat ini berbeda dengan yoga pada awal kemunculannya. Dewasa ini, yoga memiliki ribuan aliran, namun terdapat 9 (Sembilan) aliran yang disesuaikan dengan kebutuhan manusia, antara lain Jnana Yoga, Karma Yoga, Bhakti Yoga, Yantra Yoga, Tantra Yoga, Mantra Yoga, Kundalini Yoga, Hatha Yoga dan Raja Yoga5. Beberapa diantara aliran yoga tersebut berorientasi pada proses penenangan hati dan dapat menjadi pengobatan alternatif. Namun yang sekarang banyak dipakai adalah Hatha Yoga atau penyatuan melalui penguasaan tubuh dan nafas secara olah fisik. Dari berbagai macam aliran yoga tersebut prinsip-prinsip dasar dari yoga ada 8 (delapan) antara lain (1). Yama, yaitu dilarang melakukan kekerasan (himsa), berbohong, mencuri, seks bebas, rakus, iri hati. (2). Niyama, yaitu anjuran menjaga kebersihan lahir batin, lingkungan, kesederhanaan, bersyukur selalu untuk apa adanya, rajin belajar dan setia pada pasangan hidup, guru, orang tua, negara, dan seterusnya. (3). Asana, yaitu pelatihan atau posisi posisi hatha-yoga menyeluruh yang meliputi gerakan-gerakan sambil berdiri, duduk, berbaring dan juga secara akrobatis demi menjaga otot-otot persendian, organorgan bagian dalam dan luar tubuh. (4). Pranayama: Pernafasan yang dilatih secara sistematis, baik secara individual maupun berkelompok. (5). Pratihara: memusatkan pikiran dan perhatian ke dalam diri, membatasi diri dari berbagai rangsangan-rangsangan duniawi yang mengikat dan negatif melalui berbagai panca indra kita. (6). Dharana: memusatkan perhatian pada suatu hal dalam kehidupan ini, 6-7-8 harus dibawah guru spritual yang handal dan non pamrih. (7) Dhyana: meditasi ke arah ketenangan. (8). Samadi: pencerahan spritual akan hakekat diri manusia itu sendiri dan hubungannya dengan Sang Pencipta. Kandungan metafisika dan etika dalam dunia filsafat sangat mengena jika melihat 8 (delapan) prinsip dasar dari yoga. Prinsip-prinsip tersebut mengarah pada hubungan antara jiwa (spiritual) yang dikelola melalui raga untuk mencapai ketenangan batin dalam meraih kebahagiaan. Dalam prinisip yoga juga diajarkan pencerahan spiritual akan hakikat diri manusia itu sendiri dan hubungannya dengan sang Pencipta. Prinsip-prinsip ini tidak dipungkiri memang merupakan bagian dari filsafat Hindu, namun tidak semua yoga yang ada dan berkembang saat ini memiliki orientasi yang serupa. Pergeseran orientasi yoga sebagai sarana untuk mencapai kesehatan jiwa dan raga merupakan letak berkembangnya yoga dewasa ini. Yoga yang berawal dari bagian filsafat Hindu mengalami pergeseran orientasi walaupun tidak secara keseluruhan. Elemen-elemen Hindu yang kental dalam yoga, dalam hal ini adalah pengucapan mantra dan pujian-pujiannya ternyata diartikan sempit selama ini. Chanting atau mantra yang diucapkan sebelum memulai yoga, yaitu oom diantaranya adalah mantra gayatri, dimana mantra tersebut adalah doa yang diucapkan dengan penuh kerinduan oleh pria dan wanita dari segala agama serta bangsa sepanjang masa. Pengulangan mantra ini akan mengembangkan kemampuan akal budi7. Mantra ini tidak ditujukan untuk memuja kepercayaan tertentu, akan tetapi mantra ini tidak lebih dari suatu kegiatan untuk membuka latihan yoga. Terlepas dari permasalahan yoga merupakan ritual yang dapat menyesatkan umat Islam, yoga pada dasarnya merupakan kajian filsafat yang kompleks tentang manusia dan alam semesta. Yoga dapat dipelajari oleh siapapun, dianut dan tidak hal tersebut merupakan kebebasan masing-masing individu. Yoga saat ini dikenal sebagai salah satu sarana dalam membentuk jiwa dan raga yang sehat. Yoga dikenal dan menyebar dihampir seluruh dunia, serta dilakukan oleh pria – wanita berbagai usia dan dari backgroud keyakinan yang berbeda karena manfaat yang didapat begitu luar biasa seperti meningkatkan fungsi kerja kelenjar endokrin di dalam tubuh, meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh sel tubuh dan otak, serta membentuk postur tubuh yang lebih tegap.Tak cuma itu, yoga membuat otot lebih lentur dan kuat, meningkatkan kapasitas paru-paru saat bernapas, dan membuang racun dari dalam tubuh.Yoga juga memperlambat penuaan, memurnikan saraf pusat yang terdapat di tulang punggung, mengurangi ketegangan tubuh, pikiran dan mental, serta lebih kuat saat menghadapi stress. Menurut tinjauan Filsafat, Yoga bukanlah suatu ritual agama tertentu, melainkan lebih ke arah latihan dengan pemusaatan pikiran, memikirkan apakah itu? hanya kalian yang melakukan dan Tuhan yang tahu...

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes