Tahukah kawan apa itu Earth Hour? jika kawan-kawan bertanya tentang Earth Hour, saya akan dengan senang hati mencoba berbagi informasi itu, tapi jika kawan-kawan tak perduli dengan gagasan itu, dan ada 100 orang yang berpikiran sama seperti kawan-kawan, entah apa jadinya bumi ini 10, 15, 20 dan tahun-tahun mendatang. Bertanya atau tidak, saya akan mencoba memberikan informasi dengan data yang saya peroleh dari beberapa sumber yang turut serta saya cantumkan di dalam catatan perut. Baiklah, Earth Hour adalah sebuah acara internasional tahunan yang diadakan oleh WWF (World Wide Fund for Nature/World Wildlife Fund), diselenggarakan setiap Sabtu terakhir bulan Maret, yang meminta rumah dan perkantoran untuk memadamkan lampu yang tidak diperlukan dan peralatan listrik selama satu jam untuk memunculkan kesadaran atas butuhnya tindakan menghadapi perubahan iklim.
Dirintis oleh WWF Australia dan Sydney Morning Herald tahun 2007, dan memperoleh partisipasi dunia tahun 2008 (Earth Hour - Earth Always :: Sydney Media. City of Sydney). Acara ini diartikan sebagai tokenisme (bentuk peran serta dari masyarakat) (Building-in Earth Hour, 24 hours a day), dan difokuskan pada pengurangan emisi karbon, sementara pengurangan konsumsi listrik terjadi secara keseluruhan, dan peliputan yang diragukan oleh konglomerat media yang mensponsorinya. Perlu diketahui bahwa Earth Hour sangat mirip dengan Earth Day Energy Fast, yang sejak 1991 hingga 2007 merencanakan tidak menggunakan energi buatan setiap Earth Day. Earth Day Energy Fast ditutup tahun 2008 sejak pendiri kampanye menyatakan "sudah terlambat" agar kampanye ini memperoleh dampak yang berarti. Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perubahan Iklim di Bali (The United Nations Climate Change Conference in Bali) menjadikannya jelas bahwa penandatangan Protokol Kyoto menyetujui bahwa pengurangan emisi gas rumah kaca mulai 25 hingga 40% dapat dilakukan pada 2020 untuk mengurangi dampak pemanasan global yang mengakibatkan peningkatan permukaan laut dan masalah lainnya. Dalam konteks tersebut Earth Hour berada di tokenisme terburuk atau pada titik terbaiknya menyadarkan kembali orang-orang untuk maju ke tahap berikutnya seperti beralih ke tenaga hijau dari sumber seperti tenaga angin, tenaga surya, atau tenaga nuklir, dan tidak menggunakan listrik yang diproduksi melalui pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, gas alam dan minyak bumi. Sejak tahun 2007, 35 kota di seluruh dunia berpartisipasi sebagai kota peserta resmi dan lebih dari 400 kota yang juga mendukung, Earth Hour 2008 adalah kesuksesan besar, dirayakan di ketujuh benua. Bahkan, beberapa gedung terkenal di seluruh dunia memadamkan lampu mereka untuk Earth Hour yang juga termasuk Empire State Building (New York City), Sears Tower (Chicago), Golden Gate Bridge (San Francisco), Bank of America Plaza (Atlanta), Sydney Opera House (Sydney, Australia), Wat Arun Buddhist Temple (Bangkok, Thailand), Colosseum (Rome, Italia), Royal Castle (Stockholm, Swedia), London's City Hall (Inggris, Britania Raya), Space Needle (Seattle), dan CN Tower (Toronto, Kanada) (Earth Hour. Wikipedia Indonesia diakses 27 Maret 2009). Tahun ini, untuk pertama kalinya Earth Hour dilakukan di Indonesia, di mana Jakarta dipilih menjadi kota pertama tempat penyelenggaraannya. Pada Sabtu, 28 Maret 2009, tepat pukul 20.30, masyarakat Jakarta akan menyaksikan dan menjadi bagian dari aksi global dalam memadamkan lampu selama 1 jam. Dan pada saat yang bersamaan, lampu- lampu di bangunan bersejarah seperti Monumen Nasional (Monas) serta di beberapa ciri khas kota Jakarta lainnya, seperti Patung Pemuda, Jembatan Semanggi, Bundaran HI, Air Mancur Arjuna Wiwaha dan tak terkecuali kantor gubernur balaikota akan dipadamkan. Apa pentingnya memadamkan listrik selama 1 jam? Memadamkan lampu di DKI Jakarta selama 1 jam, sama dengan: 1. 300MW (cukup untuk mengistirahatkan 1 pembangkit listrik dan menyalakan 900 desa); 2. Mengurangi beban biaya listrik Jakarta sekitar Rp 200 juta; 3. Mengurangi emisi sekitar 284 ton CO2; 4. Menyelamatkan lebih dari 284 pohon; 5. Menghasilkan O2 (oksigen) untuk lebih dari 568 orang. (www.earthhour.wwf.or.id) Bagaimana jika diikuti dengan kota-kota lain di Indonesia, Surabaya, Medan, Bandung, Yogyakarta, Makassar dan kota-kota besar lainnya? Terlalu besar dan terlalu susah untuk diwujudkan? Bagaimana kalau kita mulai dari kita sendiri kawan-kawan, matikan laptop, televisi, komputer, lampu kamar, lampu kamar mandi, dispenser, AC, kipas angin dan peralatan listrik lainnya untuk 60 menit saja mulai pukul 20.30 sampai dengan 21.30 tanggal 28 Maret 2009, besok. Bukankah Cicero pernah berkata, Omnium rerum principia parva sunt, segala yang besar berawal dari yang kecil?
Friday, March 27, 2009
Apakah Earth Hour Itu?
4:58 AM
Te Effendi
No comments
0 komentar:
Post a Comment